Ekonomi Makro : Perekonomian Dua Sektor

Posting Komentar


Pengertian Perekonomian Dua Sektor

Perekonomian dua sektor merupakan penyederhanaan dalam mempelajari sistem perekonomian secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.

Perilaku pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga bisa dilakukan dengan membuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana perubahan pendapatan terhadap tingkat pengeluaran konsumsi dan tabungan. 

Definisi MPC dan MPS

Kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan konsumsi disebut dengan Marginal Propensity to Consume (MPC). Sedangkan kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan tabungan disebut dengan Marginal Propensity to Save (MPS).


Hubungan Konsumsi Dan Pendapatan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran Rumah Tangga. Hubungan antara pendapatan disposable, pengeluaran RT dan tabungan sangat erat. Ciri-ciri dari hubungan tersebut :
1. Pada pendapatan yang rendah RT akan menutupnya dari tabungan, mengambil dari tabungan.
2. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi.
3. Pada pendapatan yang tinggi Rumah Tangga menabung.


FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN, DAN INVESTASI


Pengertian Konsumsi

Konsumsi (Consumption) adalah Kegiatan mengurangi nilai guna barang dan jasa, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. 

Alat untuk melakukan konsumsi adalah dengan menggunakan pendapatan, maka konsumsi juga sering diartikan bagian pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membeli barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan. Bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil seluruh pendapatannya akan habis dipergunakan untuk keperluan konsumsi. 

Jika dirumuskan, maka:

Y = C

Keterangan :
Y = Yield (pendapatan) 
C = Consumption ( konsumsi)

Faktor yang mempengaruhi konsumsi ; 
  1. pendapatan, 
  2. komposisi keluarga, 
  3. lingkungan, 
  4. kepribadian, 
  5. motivasi, 
  6. sikap, 
  7. budaya, dan 
  8. perkiraan masa depan.


Pengertian Tabungan

Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih besar dari kebutuhan konsumsi akan mempunyai kesempatan untuk menabung. 

Dalam perekonomian sederhana Pendapatan Nasional akan digunakan untuk : Konsumsi dan Tabungan. Maka jika dirumuskan:

Y = C + S

Keterangan :
Y = Yield (pendapatan)
C = Consumption( konsumsi)
S = Saving (tabungan)

Faktor yang mempengaruhi tabungan ; 
  1. pendapatan, 
  2. tingkat bunga, 
  3. motif berjaga-jaga.


Pengertian Investasi

Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan mendapatkan keuntungan.

Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi). Tabungan akan digunakan untuk investasi, investasi mempunyai dampak sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan nasional. Bila dirumuskan :

Y = C + S
Y = C + I
Sehingga I = S

Keterangan ;
Y (yield) : pendapatan
C (consumption): konsumsi
S (saving): tabungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha untuk melakukan investasi :
a) Tingkat bunga kredit
b) Jumlah permintaan barang/jasa
c) Perkembangan teknologi
d) Pajak Perseroan (perusahaan)
e) Biaya produksi
f) Kebijakan investasi & stabilitas politik

Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut pendapat JM Keyness dikenal dengan psychological consumption membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

Pendapat JM Keyness sebagai berikut :

a) Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan;
b) Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan;
c)Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.


Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Pengertian Fungsi Konsumsi

Fungsi Konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional kedalam bentuk persamaan digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :

  1. Jika Y = 0 masyarakat tetap akan melakukan pengeluaran konsumsi minimum (otonom).
  2. Pengeluaran konsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan.
  3. Jika terjadi kenaikan pendapatan, maka konsumsi meningkat dengan jumlah yang lebih kecil dibanding kenaikan pendapatan.
  4. Proporsi kenaikan pendapatan yang akan dikonsumsi adalah tetap. Proporsi ini disebut “Marginal Propensity to Consume” (MPC)

Berdasarkan asumsi persamaan linier pengeluaran konsumsi dirumuskan:

C = a + bY

Keterangan  :
Y = Pendapatan (income)
C = konsumsi
a = konstanta, besarnya konsumsi saat tidak ada pendapatan ( sama dengan nol) disebut 
konsumsi otonom.
b = tambahan melakukan konsumsi bila ada tambahan pendapatan, disebut hasrat konsumsi marginal, merupakan perbandingan antara perubahan pengeluaran konsumsi dan perubahan pendapatan.

Untuk menghitung besar a dirumuskan

 a = (APC – MPC) Y

Dimana :
APC : average propencity to consume, rata-rata hasrat mengkonsumsi dengan membandingkan antara besarnya konsumsi dengan pendapatan itu sendiri.

APC = C/Y

Untuk menghitung b Secara matematis dirumuskan :

MPC= ∆C/∆Y

(MPC = marginal propensity to consume)


Contoh Soal Perekonomian 2 Sektor : 

Adi Ketika belum bekerja berarti pendapatan (Y) sama dengan 0, pengeluaran untuk konsumsinya Rp. 300.000,00, berarti a = Rp. 300.000,00, maka C = Rp. 300.000,00 (konsumsi untuk kebutuhan pokok). Ketika Adi telah bekerja dengan pendapatan bersih Rp 1.800.000,00 sebulan, pengeluaran konsumsinya menjadi Rp. 1.200.000,00 sebulan (konsumsi tambahan Rp. 900.000,00) . Tentukan fungsi konsumsi orang tersebut :

Jawab :
Diketahui : a = 300.000
C1 = 300.000
C2 = 1.200.000

Maka ∆C = 900.000 (dari 300.000 menjadi 1.200.000)
Y1 = 0
Y2 = 1.800.000

Maka ∆Y = 1.800.000 ( dari 0 menjadi 1.800.000)
C = a + bY
C = 300.000 + 900.000 .Y
1.800.00
C = 300.000 + 0,5Y

Jadi fungsi konsumsi orang tersebut C = 300.000 + 0,5 Y

Pengertian Fungsi Tabungan

Fungsi tabungan menjelaskan antara tabungan dengan pendapatan diperoleh dari persamaan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi masyarakat ditambah dengan tabungan masyarakat.

Y = C + S
S = Y- C

Padahal C = a +by maka,
C = Y - (a+by)
C = Y – a – by
C = -a + y – by
C = -a + y – by
C = -a + (1-b)y

Jadi fungsi tabungan =
S = -a + (1-b)y atau S =+(1-b) – a

Keterangan :
S = tabungan nasional
(1-b) = MPS (Marginal Propensity to Save) hasrat marginal menabung, yaitu besarnya tambahan tabungan yang disebabkan oleh bertambahnya pendapatan. (1-b) hasrat untuk menabung marjinal

(MPS= marginal propensity to save)
Secara matematis 

MPS= ∆S/∆Y

a = pengeluaran konsumsi otonom /pengeluaran apabila pendapatan sama dengan nol.

S = + (1-b)Y-a
S = Y – C
S = Y – Ca + b

atau MPS = 1 - MPC, sebab MPC + MPS = 1

Karena (b) + (1-b) = 1 maka MPC + MPS = 1


Besarnya Titik Keseimbangan BEP Atau Break Even Income (BEI)

Tingkat BEP adalah tingkat dimana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi.
Y = C atau Y-C = 0


Hubungan antara MPC dengan MPS

Hubungan antara MPC dengan MPS dinyatakan sebagai berikut :

MPC +MPS = 1 atau 
MPC= 1-MPS atau 
MPS = 1 – MPC

Contoh Soal

Diketahui :
a. pada tingkat pendapatan nasional Rp. 100 milyar, besarnya konsumsi Rp. 90 milyar.
b. pada tingkat pendapatan nasional Rp. 125 milyar, besarnya konsumsi Rp. 110 milyar.
Tentukan :
1. Fungsi konsumsi
2. Fungsi tabungan
3. Tingkat pendapatan BEP
4. Hubungan antara MPC dan MPS
5. Angka pengganda pendapatan
6. Grafik fungsi konsumsi dan fungsi tabungan

Jawab :

Mencari fungsi konsumsi :
APC= C/Y = 90/100 = 0,90
MPC = b = ∆C/∆Y = 20/25 = 0,80
Maka besarnya a = (APC - MPC)Y
a = (0,90 - 0,80)100
a = 0,10 x 100
a = 10
Jadi fungsi konsumsinya C = a + bY adalah C = 10 + 0,8Y

Mencari fungsi tabungan
S = -a + (1-b) Y
S = -10 + (1-0,8)Y
S = -10 + 0,2 Y
Tingkat pendapatan BEP
Y = C
Y = 10 + 0,8 Y
0,2Y = 10
Y = 50
Jadi besarnya BEP = 50 milyar

Hubungan antara MPC dan MPS
MPC + MPS = 1
0,8 + 0,2 = 1 (terbukti)


Pengertian Fungsi Investasi

Fungsi investasi adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dengan pendapatan nasional. Dalam hubungannya dengan pendapatan nasional, investasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Investasi Otonom (Autonomous Investment) 

Investasi otonom adalah investasi yang tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam pendapatan nasional maupun tingkat bunga. Jadi, tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan. 

Perhatikan kurva berikut!

Grafik Investasi pada Pendapatan Nasional
Apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi. Akibat dari perubahan suku bunga kepada investasi digambarkan oleh kurva l1 dan l2. Apabila suku bunga adalah ro jumlah investasi lo. Misalkan suku bunga turun ke r2, maka mengakibatkan pertambahan investasi menjadi l2, sebaliknya apabila suku bunga naik menjadi rl, Pendapatan maka akan mengakibatkan investasi turun, yaitu menjadi l1,

b. Investasi Terpengaruh (Induced Investment)

Investasi terpengaruh adalah investasi yang didorong oleh adanya perubahan pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional naik investasi juga akan naik, jika pendapat nasional turun maka investasi juga menurun. Peningkatan pendapatan nasional diikuti kenaikan investasi karena kenaikan pendapatan nasional akan membawa serta kenaikan konsumsi, sehingga produksi dan investasi juga bertambah. 


Keseimbangan dalam perekonomian terjadi apabila:

1) Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah investasi.
2) I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan.
Perhatikan kurva berikut!

Grafik Keseimbangan pada Pendapatan Nasional 

Pada keadaan seimbang seperti pada kurva di samping dipenuhi syarat keseimbangan yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran (C + I). Atau tabungan (S) sama dengan pengeluaran investasi sektor swasta (I). Sedangkan Y = E merupakan syarat keseimbangan perekonomian, yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran.


Penentuan tingkat kegiatan ekonomi

  1. Jumlah barang modal tersedia dan digunakan dalam perekonomian (K)
  2. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L)
  3. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R)
  4.  Tingkat teknologi yang digunakan (T)

 Y = f (K, L, R, T)

Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter