Kisah Seorang Kaisar


Dikisahkan pada zaman dahulu, tepatnya pada tahun 1835 di wilayah Denmark. Hiduplah seorang kaisar yang sangat menyukai pakaian-pakaian bagus tak perduli seberapa mahalnya kaisar akan membeli pakaian yang dia suka dan dianggapnya bagus. Hingga seantero negeri tau tentang sifat raja yang suka mengkoleksi pakaian itu hingga mereka berlomba-lomba untuk membuat pakaian bagus.

Hingga suatu hari datanglah dua orang penipu, mereka datang di hadapan baginda kaisar dan menawarkan pakaian yang sangat bagus,elok,special yang dibuat dengan bahan sutra lembut dan dibuat oleh para ahli terkenal  dan dengan harga yang tak murah tentunya. Namun ditengah-tengah perbincangan hangat tersebut kedua penipu itupun menyampaikan pesan bahwa ada dua syarat untuk melihat pakaian tersebut, karena pakaian ini adalah pakaian yang special maka tidak semua orang bisa melihat pakaian ini, syarat pertama hanya orang yang pintar saja dan kedua, orang yang bisa melihat ini adalah orang yang kaya.

Sang Kaisar lantas mengumpulkan para penasehat-penasehatnya. Sang kaisar menceritakan tentang pakaian tersebut kepada mereka dan meminta saran apakah harus membeli baju tersebut atau tidak. Sebagai seorang penasehat tentu saja mereka dapat melihat pakaian tersebut, karena mereka memenuhi kedua syarat tersebut yaitu orang yang pintar dan kaya tentunya. Setelah terjadi perundingan tersebut, para penasehatpun sepakat untuk menyelidiki kebenaran pakaian tersebut.

Pada keesokan harinya para penasehatpun menemui kedua penipu tersebut dan menyelidiki pakaian itu secara detail. Mereka sangat takjub melihat pakaian tersebut. Mereka bergegas menemui sang Kaisar dan memberitaukan bahwa sang Kaisar harus membeli pakaian tersebut. Kaisarpun senang mendengar jawaban para penasehatnya dan menugaskan kepada pengawalnya untuk member tau para penduduk bahwa Kaisar akan mengadakan konfoi arak-arakan menggunakan pakaian terbarunya keseluruh kota. Berita itu pun disebarkan keseluruh antero negeri dengan menggunakan pengeras suara dan juga kertas brosur.

Hingga pada hari yang telah ditetapkan sang Kaisar pun bersiap-siap dengan merias wajahnya agar tampil perfect di hadapan para rakyatnya. Lalu dikenakanlaah pakaian tersebut dan akhirnya sang Kaisar diarak keseluruh penjuru kota sesuai rute yang telah ditentukan. Tak mau kalah sang rakyat pun berbondong bonding untuk menyaksikan konfoi tersebut dengan semangat membara bahkan saling berdesak desakan demi melihat sang Kaisar. Semua orang pun takjub melihat Konfoi tersebut dan menyambut kasiar dengan meriah, hingga ada suatu suara dari seorang anak “Kaisar tidak memakai baju.” Sontak orang tua anak tersebut segera menutup rapat mulut anak tersebut rapat-rapat.

Ya benar sekali apa yang dikatakan oleh anak tersebut. Karena sesungguhnya pakaian yang mereka katakan sebenarnya tidak ada dan konfoi yang dilakukan sang Kaisar adalah konfoi tanpa mengenakan sehelai benang pun. Sifat sang Kaisar, para penasehat dan rakyat yang gengsi telah membutakan mereka terhadap kenyataan, mereka malu jika mengakui bahwa pakaian itu tidak ada karena jika mereka tidak dapat melihat pakaian tersebut mereka dikatakan bodoh dan miskin.

Intinya seperti pribahasa “ Diatas langit masih ada langit” jangan pernah kita mengganggap bahwa diri kita paling baik dan paling tinggi di antas orang lain karena pasti masih ada orang yang lebih dari kita, karena kita adalah makhluk Tuhan yang kecil dan kita tidak pantas untuk menyombongkan diri apalagi merendahkan orang lain.

-THE END-

Related Posts

Subscribe Our Newsletter