Sinopsis Novel INCOGNITO

Posting Komentar
Judul Buku       : INCOGNITO
Genre              : Fiksi
Penulis             : Windhy Puspitadewi
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal               : 208 Halaman


Sinopsis           :  Incognito berasal dari bahasa latin yang artinya pulau tak dikenal. Seperti jalan ceritanya, novel ini mengisahkan tentang petualangan tiga bocah yang berpindah-pindah ke tempat yang tidak dikenalinya dengan menggunakan jam arloji ajaib. Arloji ini seperti mesin waktu yang bisa membawa tuannya ke waktu yang mereka mau.

Awalnya, Sisca dan Erik ditugaskan gurunya untuk mengobservasi peninggalan zaman lampau. Dengan sepihak Sisca memilih Kota Lama, Semarang sebagai objek observasi mereka. Hingga saat berada di sebuah gedung tua, sebuah petir menyambar ke arah taman yang ada di samping gedung itu. Disana mereka bertemu seorang anak yang seumuran dengan mereka berdua. Sisca mencoba bertanya kepada anak tersebut, namun dia menjawab pertanyan Sisca dengan bahasa yang tak Sisca mengerti. Erikpun turun tangan, Erik yang notabene keturunan Belanda mencoba menerka-nerka bahasa yang diucapkan bocah tersebut. Beruntung, bahasa yang diucapkannya mirip dengan bahasa Inggris. Kemudian, Erik menjelaskan ke Sisca bahwa bocah tersebut bernama Carl yang berasal dari masa lalu dan dia datang kesini karena arloji yang dibawanya. Sisca dan Erik tak percaya, mereka berfikir bahwa hal itu hanya bualan saja. Tak lama, kilatan petir itu muncul kembali dan membawa mereka bertiga ke petualangan yang seru.

Dengan arloji itu, mereka menjelajah waktu ke seluruh penjuru dunia di masa lalu hingga bertemu sejarawan yang sering mereka baca di buku. Saat menjelalah arloji Carl ternyata rusak, saat itu angka di tahun jam arloji menunjukan peradaban sebelum masehi. Mereka bertiga hanya bisa termenung di sebuah dermaga seperti orang linglung. Hingga beberapa saat kemudian, mereka dihampiri oleh kakek tua yang memiliki rambut dan jenggot putih. Ternyata kakek tersebut adalah  Archimides. Beruntung, Carl bisa berkomunikasi dengan bahasa Archimides dan dengan senang hati Archimides membantu mereka dengan mencoba memperbaiki arloji milik Carl. Hari mulai malam, mereka terpaksa bermalam di kediaman Archimides yang sederhana. Pada malam itu,   Sisca keluar bersama Carl untuk mencari angin di pesisir pantai. Saat itulah Sisca nampak curiga akan kemiripan Carl dengan Erik. Mereka berdua ternyata memiliki warna mata yang sama. 

Keesokan harinya, Archimides telah memenuhi janjinya. Arloji itu kembali berfungsi seperti sedia kala dan membawa mereka ke petualangan lainnya. Erik bersikukuh untuk mencoba arloji itu hingga membawa mereka pada masa muda orang tuanya, jauh sebelum Erik terlahir di dunia. Namun, tiba-tiba Erik merasa sakit hebat di kepalanya hingga lama-kelamaan tubuhnya berubah menjadi transparan. Keadaan ini bukan pertama kalinya melanda Erik. Saat berada di Jepang tubuh Erik juga berubah menjadi transparan. Melihat keadaan itu Sisca bisa menangis dan meminta penjelasan dari Carl. Setelah di selidiki, ternyata ibu Erik yang masih remaja tak sengaja melihat sosok Carl dan jatuh cinta kepadanya. Carlpun berusaha membujuk ibu Erik agar mau menikah dengan ayah Erik yang ternyata adalah cucunya Carl di masa depan. Ibu Erik pun akhirnya setuju.


Setelah keadaan Erik mulai membaik, Carl membawa mereka pulang ke tahun saat mereka pertama kali bertemu. Carlpun menjelaskan sebab keadaan Erik tadi. Sisca dan Erik hanya bisa melongo mendengar penjelasan Carl. Jika ibu Erik tidak bersama dengan ayah Erik, maka Erikpun tak akan ada di dunia. Karena itulah tubuh Erik menjadi transparan. Begitu pula saat di Jepang, Carl yang merupakan kakek buyut Erik telah jatuh cinta kepada Sisca. Hal itu juga akan membuat Erik tiada. Akhirnya, Carl pamit kepada keduanya setelah mengungkapkan perasaannya kepada Sisca. Hari itu, seakan seperti mimpi yang luar biasa bagi Erik dan Sisca.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter